Dari Punya Warnet Sampai Bangun Agensi Digital dan ‘Habiskan’ 1 M di Google Ads

Dari Punya Warnet Sampai Bangun Agensi Digital dan ‘Habiskan’ 1 M di Google Ads

Menjadi operator warnet, Victor Samuel atau kerap disapa Itong, rupanya tidak menghalangi untuk grow up. Munculnya rasa kepo atau ingin tahu dan ketertarikan tentang bisnis online, menuntun Itong mendirikan agensi digital marketing dan menjadi praktisi di bidang advertiser, khususnya Google Ads.

Perjalanan karir Itong nyemplung dunia bisnis online bermula sejak 2010. Awalnya dari membuka warnet, ia mengenal bisnis online dari bertemu gurunya, hingga sekarang, yaitu Pak Gun. Dari Pak Gun inilah, Itong dikenalkan dengan dapat penghasilan dari online, mulai dari bikin blog yang menghasilkan hingga website. Itong menuturkan bahwa hampir semua jenis bisnis online pernah ia coba, Google Adsense, reseller, dropship, CPAS, dan lainnya.

Sering dikira nuyul, karena punya penghasilan meskipun tidak keluar rumah, ngga berangkat kerja. Padahal nyatanya, dari bisnis online itupun mendulang cuan.

Sampai akhirnya, Itong bergabung di Komunitas Bisnis Banyumas Raya (Kombas) dan bertemu dengan Teguh Sugiono di tahun 2019. Dari situlah, mereka menjadi kawan karib yang sering ngobrolin digital marketing, jualan hanya dari website. 

Meskipun sudah ada partnernya, Teguh Sugiono, namun karena masih ngerjain di rumah, apalagi sampai dini hari, ternyata masih jadi omongan tetangga. Kemudian, mereka mendirikan kantor, Wivi Digital, agar punya waktu ‘berangkat kerja’.

Semakin Dikenal Sejak Pandemi

Victor Samuel Wivi Digital

Pandemi Covid 2019 silam, rupanya tidak melulu jadi momok. Momen pandemi inilah, di mana beralih ke serba digital, digital marketing semakin dikenal masyarakat, tak terkecuali dengan Wivi Digital. 

Berawal dari teman-teman yang membutuhkan jasa optimasi produk mereka di digital marketing, sehingga Wivi Digital berkembang menjadi agensi untuk jasa optimasi usaha di dunia online. 

Adapun Itong berfokus di pengembangan website dan optimasinya, baik secara organik maupun berbayar, SEO dan SEM. Victor menuturkan, usaha apapun yang ingin beralih menjual produknya ke dunia digital, harus mempunyai website. Adapun platform lain seperti sosial media atau marketplace hanyalah pendukung.

Baca Juga :  Berawal dari Dapur Umum Covid-19, Inilah Kisah Iskandar Bersama Pesantren Bisnis Indonesia Membangun Rumah Makan Rakyat (RMR) Cilacap

“Jadi buat saya memang, digital marketing ya, bisnis online, untuk temen-temen yang dari canvassing, mau coba untuk bisnis (atau) serius di online, hal yang wajib pertama itu website. Jadi walaupun banyak platform ada sosial media ada marketplace tapi kalo dari saya sendiri tetep yang utamanya itu harus ada website.”

Untuk optimasi organik, Itong pernah menghabiskan 10rb email untuk membuat website dalam waktu 1 bulan sebagai langkah untuk menguasai Google demi kepentingan menjual produk secara cepat. 

Hobi Ngulik dan Awal Ketertarikan di dunia Per-website-an

Kenapa tertarik di bidang optimasi website karena awal pertama kenal di dunia website. Pernah aktif di Kaskus, hingga saat ini masih menjadi regional leader di Kaskus Regional Cilacap. Meskipun banyak tersedia platform lain, di luar website, menurut Itong, hal pertama dan harus ada yaitu website. Website diibaratkan sebagai toko offline, yang menjual produk, sedangkan sosial media atau marketplace, misalnya, diibaratkan sebagai pameran yang nggak harus ada, tapi bisa mendongkrak penjualan. 

Namun, optimasi website bukanlah hal yang mudah. Perubahan algoritma google yang sangat cepat dan terus menerus, menjadi tantangan tersendiri. Selain itu, ada potensi suspend atau serangan cyber yang bisa terjadi kapan aja, meskipun website sudah dibangun sejak lama atau bahkan produk yang sudah terkenal sekalipun. 

Oleh karena itu, Itong menyarankan bahwa harus terus optimasi dan inovasi setiap hari. Ngulik terus, ngulik terus. Selanjutnya, tidak boleh berhenti belajar hal baru, mengikuti tren baru, teknologi baru. Apalagi di dunia digital yang perubahannya sangat cepat. 

Menurutnya, mempunyai tim adalah hal yang paling dianjurkan. Sebab, ketika menemukan suatu hal baru, hal tersebut bisa didelegasikan ke tim sembari mencari dan menemukan metode baru apa lagi yang bisa mendongkrak penjualan, khususnya di bidang digital marketing.

Victor Samuel Advertiser SEO SEM Website

Fokus di Google Ads

Selain menempuh jalur organik, sebaiknya optimasi juga dari segi paid traffic atau yang berbayar. Itong mengakui bahwa sudah mengeluarkan lebih dari 1 M untuk optimasi google ads usaha klien dan kerja samanya dengan mitra tersebut masih berjalan.

Baca Juga :  Berawal dari Relawan, Kini Zanu Ashari Jadi Founder Siaga Peduli

Menurutnya, skill riset data menjadi skill dasar yang harus dimiliki sebelum terjun di Google Ads. Skill web development juga menjadi penunjang untuk memudahkan setting Google Ads di website tersebut. 

Saran untuk Pemula

Bagi pemula yang memang belum terlalu ‘memikirkan’ harus ada penghasilan, dalam artian masih tahap belajar, Itong menyarankan untuk mempelajari hal yang organik dahulu, menekuninya, meskipun hasilnya lama. Atau dengan kata lain, tidak berfokus pada hasil, tapi proses. Sebab, mempelajari hal secara organik meskipun hasilnya lama, tetapi akan bertahan lebih lama. 

Bagi yang sudah ada kebutuhan lain dan harus menghasilkan, Itong menyampaikan harus bar-bar. Semua hal yang sedang trending, sebaiknya ‘dihajar’ habis-habisan, kemudian didongkrak dengan jalur paid traffic atau diiklankan. Harus siap mencurahkan semua waktunya untuk bisnis digital tersebut hingga keliatan hasilnya. 

Sebagai penutup, Itong menyampaikan bahwa untuk mempelajari apapun, digital marketing sekalipun, kuncinya harus tekun dan konsisten. 

“kuncinya itu mau dimanapun kamu terjun, mau platform manapun kamu terjun itu harus konsisten, ngga menyerah, terus ngga usah ngelirik kanan kiri, lakukan terus itu aja pasti ada hasilnya,” ujar Victor Samuel.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *