Punya Usaha Tapi Pengen Tetap Aktif di Komunitas? Inilah Kisah Bagdo Sebagai Founder Olivin Aluminium yang Turut Berkontribusi di Berbagai Komunitas

Punya Usaha Tapi Pengen Tetap Aktif di Komunitas Inilah Kisah Bagdo Sebagai Founder Olivin Aluminium yang Turut Berkontribusi di Berbagai Komunitas-Kawan-Online

Kenal dengan ‘Gan’ Bagdo? Nama lengkapnya, Bagdo Tri Siswanto, punya arti yang sangat dalam, lho. “Bagdo” yang berarti “Lebaran”, “Tri” yang berarti anak ketiga, dan “Siswanto” yang merujuk pada kisah ibu beliau yang seorang tentara wanita komando. Bagdo lahir di Jakarta pada 1976, namun sejak 1977 beliau berpindah ke Cilacap, tempat beliau tinggal hingga sekarang. Sebuah perjalanan hidup yang penuh makna dan dedikasi.

Bukan sekadar seorang pengusaha, beliau adalah sosok yang menginspirasi dengan peran aktifnya dalam berbagai organisasi sosial dan pengembangan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah). Dari sinilah banyak pelajaran tentang semangat, kebijaksanaan, dan cara membangun bisnis dengan hati. Yuk, simak perjalanan inspiratif Gan Bagdo Founder Olivin Aluminium yang penuh dengan nilai-nilai sosial!

Bacaan Lainnya

Founder Olivin Aluminium

Olivin Alumunium - Kawan Online

Dokumentasi Kawan Online

Sebelum memulai bisnis Olivin Aluminium pada 2009, Bagdo sudah lebih dulu terjun ke dunia konstruksi dan jasa pengadaan barang. Namun, peluang bisnis datang di saat yang tak terduga. Ketika sebuah rumah sakit di Purwokerto membutuhkan kusen aluminium, ia pun terjun ke bisnis ini meski belum berpengalaman. Tentu saja, ada rasa takut dan ragu, tapi ia memilih untuk mengambil peluang itu dengan tekad dan niat yang kuat. Kini, Olivin Aluminium telah menjadi salah satu bisnis yang berkembang pesat sejalan dengan regulasi pemerintah yang mendukung penggunaan aluminium sebagai alternatif bahan bangunan ramah lingkungan.

Mengatasi Rasa Takut Memulai Usaha

Ketakutan adalah hal yang biasa dialami setiap pengusaha ketika memulai usaha baru. Sebagai founder Olivin Aluminium, Bagdo pun merasakannya. Namun, beliau percaya bahwa setiap tantangan adalah bagian dari proses belajar. Salah satu kunci yang membuatnya terus maju adalah komunitas. Berorganisasi di IIBF, bertemu dengan para mentor dan sesama pengusaha, memberinya banyak wawasan dan kepercayaan diri.

Selain itu, beliau juga menekankan pentingnya mindset. Banyak orang berpikir bahwa untuk memulai usaha, kita membutuhkan modal besar. Padahal, dengan tekad, kepercayaan, dan jaringan yang baik, banyak pengusaha yang bisa sukses meski tanpa modal besar. Sebagai contoh, Bagdo berhasil memulai bisnis aluminium tanpa memiliki modal yang besar, hanya dengan bekerja sama dengan teman-temannya.

Baca Juga :  Inilah Kisah Fajar Nugraha, Lulusan Teknik Elektro yang ‘Banting Stir’ ke Kuliner Hingga Buka 3 Cabang Ayam Gendhis

Sudah berjalan lebih dari 10 tahun, tentunya Bagdo memiliki rencana ke depan. Dalam lima atau enam tahun ke depan, beliau berharap Olivin Aluminium dan bisnis lainnya akan semakin berkembang, tidak hanya dari segi keuntungan tetapi juga memiliki dampak sosial. Beliau ingin agar bisnis yang dijalankan dapat memberikan manfaat bagi banyak orang, terutama bagi karyawan dan masyarakat sekitar. Menurutnya, kesuksesan sejati adalah ketika kita bisa memberi manfaat bagi orang lain.

Bagdo pun berharap agar bisnis yang dijalankan bisa mendukung karyawan untuk tumbuh dan berkembang. “Sukses itu bukan soal angka atau materi semata, tapi bagaimana kita bisa membantu orang lain,” ujarnya. Bahkan, banyak karyawannya yang kini sudah membuka usaha mereka sendiri, dan beliau merasa sangat bangga melihat mereka berkembang.

Bagian Terfavorit Bagdo Sebagai Wirausahawan

Bagian Terfavorit Bagdo Sebagai Wirausahawan Kawan Online

Dokumentasi Kawan Online

Kalau ngomongin bagian terfavorit Bagdo sebagai wirausahawan, jawabannya bisa dibilang semua favorit! Tapi kalau harus pilih satu, yang paling bikin hati beliau hangat adalah bisa membangun Olivin Aluminium dan mengajak orang-orang di sekitarnya untuk sholat berjamaah bersama. Dulu, beliau sendiri yang jalan ke masjid, tapi sekarang, semua karyawan, admin, bahkan tukang-tukang di tempat kerjanya ikut sholat berjamaah bareng. Operasional kantor tutup sejenak untuk melakukan ibadah. 

Salah satu hal yang selalu Gan Bagdo ingat dan terus diterapkan dan juga terpasang banner di toko adalah prinsip bahwa ‘kerja itu cuma selingan alias cuma waktu untuk menunggu sholat’. “Rezeki itu sudah diatur sama Allah, omset boleh naik atau turun, tapi yang penting adalah kita tetap merasa nikmat dan syukur atas apa yang kita dapatkan. Bahkan meskipun sebelum pandemi omsetnya sempat tinggi, sekarang bisa turun 50%,” ujar Bagdo. Meskipun demikian, Bagdo selalu percaya ketika mengisi hari-hari dengan ilmu dan hal-hal yang bermanfaat, apalagi yang berbasis syariah, hidup jadi terasa lebih berkah.

‘Menciptakan’ Pengusaha Baru

Ada hal yang lebih membanggakan lagi buat Bagdo adalah ketika karyawan di perusahaannya mulai punya semangat berwirausaha. Ada yang dulu bekerja di Olivin Aluminium, kini sudah berani membuka bengkel sendiri, punya anak buah banyak, bahkan ada yang datang ‘pamer’ pick-up baru! 

Baca Juga :  Bukan Kerja Keras Tapi Kerja Cerdas, Inilah Kisah Riyatno dari Teknisi Konstruksi Sampai Jadi Salah Satu Founder PT Air Hangat Indonesia

Nih bos, sekarang saya sudah punya usaha sendiri,” kata mereka dengan senyum lebar. Wah, beliau merasa benar-benar terharu dan bangga banget bisa melihat mereka berkembang.

Bagi Bagdo, yang lebih penting dari sekadar bisnis yang berjalan lancar adalah bagaimana dia bisa memberdayakan orang-orang di sekitarnya. 

Menjadi seorang pengusaha itu bukan soal jadi bos yang paling sukses atau kaya, tapi bagaimana kita bisa menginspirasi orang lain untuk ikut berkembang. “Saya nggak mau karyawan saya cuma jadi pekerja sampai pensiun, saya ingin mereka bisa jadi pengusaha, bisa buka usaha sendiri, dan sukses”, ujar Bagdo penuh semangat. 

Usaha Jalan, Sosial Juga Jalan

Selain sebagai pengusaha, Bagdo juga berkecimpung di beberapa kegiatan sosial. Mulai dari IIBF (Indonesian Islamic Business Forum) Regional Cilacap pada tahun 2014. Menurut beliau, IIBF Cilacap ini bukan sekadar wadah untuk berbisnis, melainkan juga menjadi ruang untuk berbagi ilmu dan pengalaman bisnis, terutama bagi para pelaku UMKM. Dengan slogan “Beli Indonesia”, IIBF Cilacap tidak hanya sekadar berbicara soal bisnis, tetapi juga tentang kesejahteraan sosial. Salah satu aspek yang sangat ditekankan adalah saling mendukung sesama pengusaha, apalagi di tengah perkembangan dunia digital yang pesat.  

Pada saat yang bersamaan, komunitas GSC (Gerak Sedekah Cilacap) juga lahir. Bermula dari sebuah grup Quran Lovers di Facebook, GSC kini telah berkembang menjadi sebuah yayasan yang menggalang dana untuk kegiatan sosial. Menariknya, meskipun awalnya hanya membantu biaya pengobatan, kini GSC telah menjadi lebih besar, bahkan memiliki sekitar 40.000 anggota yang mendukung berbagai inisiatif sosial. GSC kemudian berkembang menjadi sebuah yayasan yang bergerak di bidang sosial dengan membantu sesama yang membutuhkan tanpa melihat latar belakang.

Selain itu, Bagdo juga memimpin RMR (Rumah Makan Rakyat) yang menjadi tempat makan gratis untuk siapa saja yang membutuhkan. Konsepnya simpel tapi luar biasa: jika lapar, datang saja. RMR ini tak hanya memberi makanan, tetapi juga menciptakan rasa kebersamaan. Setiap hari, sekitar 150 porsi makanan disiapkan, dan di hari Jumat, porsi yang dibagikan bahkan bisa dua kali lipat karena banyaknya orang yang datang untuk berbagi rezeki setelah shalat Jumat.

Baca Juga :  Waspadai Politik Hitam dan Politik Negatif Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Cilacap

Sebagai seorang pengusaha yang aktif di berbagai bidang, Bagdo harus pintar membagi waktu. Dengan sistem yang sudah berjalan baik di perusahaan, Bagdo bisa lebih fokus pada kegiatan sosial dan membagi waktunya untuk berkolaborasi dengan berbagai lembaga sosial. Dengan bergabung dalam forum zakat Banyumas Raya, kegiatan sosial ini bisa dilakukan bersama lembaga-lembaga lain yang lebih besar, sehingga lebih banyak orang yang bisa dibantu.

Peran Organisasi dalam Pengembangan Diri

Menurut Bagdo, organisasi itu sangat penting dalam mengembangkan diri dan karier seseorang. Dalam IIBF, misalnya, para pengusaha saling berbagi pengetahuan, terutama terkait dengan pemetaan usaha, masalah permodalan, hingga digital marketing. Dengan adanya leader forum di IIBF, para pengusaha bisa bertukar pengalaman dan membantu satu sama lain dalam menyelesaikan masalah bisnis yang mereka hadapi.

Pak Bagdo juga menekankan pentingnya mentoring dalam berorganisasi. Dalam perjalanan bisnisnya, beliau sering berinteraksi dengan mentor-mentor yang memberikan berbagai masukan tentang bisnis, manajemen, hingga hukum syariah dalam berbisnis. Ini semua sangat bermanfaat, terutama untuk pengusaha pemula yang ingin menghindari kesalahan yang sama.

Mau Mulai Berbisnis? Ikuti Tips dari Gan Bagdo, Founder Olivin Aluminium

Bagdo punya pesan khusus untuk generasi muda, terutama Gen Z dan Milenial yang sangat familiar di era digital. “Dunia sudah di genggaman tangan kalian. Jangan takut untuk mencoba berwirausaha, karena peluang ada di mana saja,” katanya. Menurut beliau, banyak cara untuk memulai bisnis, bahkan hanya dengan bermodal laptop dan internet, kita sudah bisa berjualan dan menghasilkan uang.

Satu hal yang paling penting, lanjut Bagdo, adalah tahu target pasar dan cara pemasaran yang tepat. Dengan bantuan media sosial, bisnis apapun bisa dijalankan, asalkan kita tahu siapa yang menjadi target market kita.

Itulah kisah Bagdo Tri Siswanto atau ‘Gan Bagdo’ sebagai Founder Olivin Aluminium. Menarik sekali, bukan? Apakah sobat juga ingin punya bisnis tapi tetap aktif di komunitas? Semoga kisah ini menginspirasimu ya, sobat!

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *