CILACAP – Semangat literasi kembali menggema dari ujung selatan Jawa Tengah. Selama tiga hari, 28 – 30 Oktober 2025, Aula Badan Diklat Kabupaten Cilacap dipenuhi semangat anak muda dalam acara Pameran Literasi Cilacap 2025 bertema “Dari Pemuda untuk Indonesia, Menebar Inspirasi untuk Literasi.”
Kegiatan ini berlangsung mulai pukul 09.00 – 15.00 WIB diselenggarakan oleh Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Cilacap ini bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda dan Bulan Bahasa Nasional, menjadi ajang penting untuk menumbuhkan minat baca dan meneguhkan kembali gerakan literasi Cilacap di tengah derasnya arus digital.
Literasi Sebagai Gerakan Sosial dan Edukasi

Liputan Bersama Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (kiri)
Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan, Ahmad Fauzi, S.E., M.E., menyebutkan bahwa pameran literasi ini sudah menjadi agenda rutin sejak tahun 2003. “Bukan hanya membaca, (tetapi) pemahaman. Level berikutnya adalah paham. Kalau sudah paham, mempraktikannya apa yang ada di literasinya itu.” ujarnya.
Pameran tahun ini menghadirkan 13 kegiatan utama dan tiga lomba menarik, seperti Tabola Bale untuk siswa SMA/SMK, Read Aloud bagi Bunda Literasi Kecamatan, serta Lomba Melukis untuk siswa SD yang diikuti lebih dari 100 peserta bahkan dari luar daerah.
Selain itu, pengunjung juga menikmati bazar UMKM, penampilan seni dari anak-anak kelas menari Perpusda, serta bedah buku “Ratu Kalinyamat” karya penulis asli Cilacap yang akan digelar pada penutupan tanggal 30 Oktober di Hotel Sindoro.
Jalin Kolaborasi

Dokumentasi Pribadi Kawan Online
Meskipun anggaran dari APBD terbatas, semangat kolaborasi menjadi kunci. Plt. Sekretaris Dinas Kearsipan dan Perpustakaan, Ibu Erni Suharta, S.H., M.Si., menegaskan bahwa pihaknya menggandeng berbagai instansi dan dunia usaha untuk menyukseskan pameran ini.
“Kami bekerja sama dengan BUMD, CSR perusahaan, hingga swasta. Ada PDAM, PLN, Bank Jateng, BPR BKK Cilacap, Cilacap Segara Artha, dan juga Solusi Bangun Indonesia. Hotel-hotel seperti Aston, Sindoro, dan Azana Asia pun turut mendukung,” ungkapnya.
Dukungan itu digunakan untuk berbagai kegiatan, mulai dari hadiah lomba hingga penyediaan doorprize bagi peserta. Tak hanya itu, acara juga diisi sosialisasi lintas sektor, seperti wawasan kebangsaan, bahaya narkoba, bullying, hingga tertib lalu lintas. Ada pula donor darah PMI dan pemeriksaan kesehatan gratis dari Puskesmas.
Adaptif di Era Digital
Menyesuaikan perkembangan zaman, rangkaian kegiatan pameran literasi dibuat lebih dekat dengan generasi muda. Seperti halnya lomba kreasi senam Tabola Bale yang digemari oleh anak muda.
Atau, di perpustakan daerah ada Pencil, yang memfasilitasi membaca buku digital. “… di perpustakaan ada yang menggunakan digital, yaitu (namanya) pensil. Jadi kita bisa membuka buku-buku lewat media online itu.” jelas Erni.
Meskipun kemudahan membaca buku bisa dilakukan di mana saja, tetapi semangat membaca buku cetak harus tetap dijaga. Ahmad Fauzi menegaskan pentingnya membaca manual untuk melatih ketahanan daya pikir anak-anak.
“Kita lihat di media sosial, informasi yang ada hanya sekilas-sekilas aja, paling panjang satu menit. Sehingga kalau terus menerus seperti itu hanya (mengakses) informasi singkat saja, maka daya tahan pikirannya anak-anak jadi terpotong-potong. Tapi kalau kita membaca satu buku kan ngga bisa satu menit.” katanya.
Literasi untuk Ekonomi dan Inklusi Sosial
Gerakan literasi Cilacap kini tidak berhenti pada membaca. Melalui perpustakaan berbasis inklusi sosial, masyarakat diajak mempraktikkan pengetahuan dari buku menjadi keterampilan nyata. Ada kelas melukis, menari, bertutur, bahasa Inggris, matematika, hingga pelatihan sablon dan memasak.
Perpusda juga memperluas jangkauan dengan 106 titik layanan baru di desa, masjid, taman baca masyarakat (TBM), puskesmas, hingga lapas Nusakambangan. Langkah ini menunjukkan bahwa literasi adalah gerakan kolektif yang tidak mengenal batas ruang dan usia.
“Dengan pemahaman yang baik, masyarakat bisa berinovasi dan menciptakan nilai tambah (ekonomi) dari ilmu yang dibaca,” ujar Fauzi.
Cilacap Menuju Masyarakat Literat
Dengan target kunjungan perpustakaan mencapai 950 ribu pengunjung, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Cilacap terus berupaya meningkatkan Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) yang saat ini berada di angka 64 atau kategori sedang.
“Literasi adalah sesuatu yang hebat. Kita tidak harus memulai (sesuatu) dari yang besar. Dari yang kecil-kecil ini kita bisa memulai untuk mewujudkan Cilacap yang Maju Besar.” pungkas Fauzi. Pameran Literasi Cilacap 2025 menjadi bukti nyata bahwa dari kota pesisir di Jawa Tengah ini, gerakan membaca dapat tumbuh menjadi inspirasi nasional. Dari pemuda Cilacap, untuk Indonesia yang lebih cerdas, kreatif, dan berdaya.





